Pada musim dingin, para beruang memperlambat metabolisme lebih dari yang dapat diprediksi oleh suhu tubuh mereka.
Jangan menilai seekor beruang dari suhu badannya, demikian seperti yang
diindikasikan oleh data pertama mengenai fisiologi hibernasi.
Ada sesuatu yang terjadi pada hibernasi beruang hitam yang memperlambat
rasio metabolisme lebih dari yang bisa dijelaskan oleh suhu tubuh yang
rendah, menurut laporan ahli fisiologi ekologi Øivind Tøien dari
Universitas Alaska Fairbanks.
Pada musim dingin Alaska, para beruang hitam yang secara dekat dipantau,
menurunkan suhu tubuh mereka rata-rata hanya 5,5 derajat Celsius,
seperti yang dilaporkan oleh Tøien dan rekan-rekannya dalam edisi 18
Februari jurnal Science. Kalkulasi standar fisiologi
memprediksikan bahwa dingin yang seperti itu akan memperlambat
metabolisme sekitar 65 persen rasio istirahat nonhibernasi. Akan tetapi
metabolisme para beruang tersebut melambat bahkan ke zona penghematan
energi yang rata-rata hanya 25 persen dari rasio dasar musim panas.
Hal seperti itu sejauh ini belum ditemukan dalam penelitian pada mamalia
lainnya yang melakukan hibernasi, tutur rekan peneliti Brian M. Barnes
yang juga dari Universitas Alaska Fairbanks.
Hibernasi mamalia penting bagi penelitian medis manusia, kata ahli
fisiologi ekologi Hank Harlow dari Universitas Wyoming di Laramie.
Dengan mendasarkan pada mekanisme yang ingin sekali dimengerti oleh para
ilmuwan, beruang hitam meluangkan waktu lima hingga tujuh bulan tanpa
makan, minum atau buang air kecil.
Akan tetapi tak seperti orang-orang yang hanya meluangkan waktu di
tempat tidur atau luar angkasa, mamalia-mamalia yang melakukan hibernasi
tersebut tidak kehilangan kekuatan otot atau massa tulang mereka.
"Beruang memang mengagumkan," kata Harlow.
Studi ini merupakan yang pertama secara terus-menerus memonitor rasio
metabolisme dan suhu tubuh selama hibernasi beruang pada kondisi-kondisi
rendah gangguan, tutur Tøien. Studi lainnya berdasarkan pengambilan
sampel yang tidak terus menerus dengan peralatan yang lebih lama, bukti
tak langsung, atau mempelajari para beruang dengan banyak sekali orang
yang berada di dekat, menghasilkan "ketidakpastian," ungkapnya.
Dia dan para koleganya mendapatkan data yang sedemikian besarnya dengan
cara menjadi sukarelawan untuk mempelajari beruang hitam yang mencari
makanan dekat pemukiman warga dan akan segera dibunuh karena dianggap
sebagai ancaman. "Kami membaca tentang mereka di Anchorage Daily News sebelum kami mendapatkan mereka," kata Tøien.
Untuk penelitian hibernasi mereka, para peneliti memonitor lima beruang,
menempatkan mereka di kotak-kotak kayu jauh di dalam hutan. Kotak-kotak
kayu tersebut sengaja dibuat tidak terlalu kuat agar supaya para
beruang dapat menghancurkannya kapan pun mereka ingin keluar. Akan
tetapi ketika para beruang berada di dalamnya, para peneliti memeriksa
konsentrasi oksigen untuk melacak rasio metabolisme. Instrumen-instrumen
juga mengukur pergerakan otot dan fungsi jantung.
Salah satu beruang tidak banyak menurunkan suhu tubuhnya selama awal
hibernasi hingga dia melahirkan seekor anak beruang. Anak beruang
tersebut tidak dapat bertahan hidup, dan setelah itu suhu tubuh beruang
betina tersebut berperilaku lebih seperti tubuh beruang lainnya.
Laporan-laporan tentang penurunan rasio metabolisme yang cukup baik
selama hibernasi menggembirakan Eric Hellgren dari Universitas Illinois
Bagian Utara, yang mengakui "suatu sudut pandang berat sebelah sebagai
seorang ahli biologi beruang." Dia mengatakan studi yang dilakukan di
Alaska tersebut mungkin akan mengakhiri diskusi panjang para ahli
fisiologi yang menganggap hibernasi beruang sebagai "suatu bentuk
berbeda dan 'lebih kurang'" dibandingkan dengan perubahan metabolisme
besar yang terlihat pada hewan-hewan kecil seperti tupai tanah.
Pemantauan lebih rinci juga mengungkap kebiasaan-kebiasaan khusus
beruang lainnya, seperti siklus-siklus beberapa hari atau semingu selama
pertengahan hibernasi ketika para beruang untuk sementara menaikkan
suhu tubuh mereka. Tøien tidak menilai kenaikan kecil ini setara dengan
penghangatan penuh secara berkala yang biasa dilakukan oleh hampir semua
hewan lebih kecil yang melakukan hibernasi, yang menaikkan suhu tubuh
mereka ke jarak normal selama beberapa minggu, buang air kecil dan
kemudian menurunkan lagi suhu tubuh mereka. Para peneliti yang tidak
hati-hati melakukan pengukuran metabolisme selama siklus beruang akan
mendapatkan angka inflasi pada garis hibernasi, catatnya.
Pengukuran rasio jantung pada tiga beruang Alaska menunjukkan penurunan
dari rata-rata 55 detak per menit sebelum hibernasi menjadi 14 detak tak
menentu per menit pada musim dinin. Harlow mengatakan bahwa dia juga
telah mendengar jantung beruang yang berhibernasi berdetak selama
beberapa waktu dan kemudian berdetak secara tak menentu. Mungkin untuk
menghemat energi, spekulasinya.
Tim Alaska juga menemukan bahwa ketika para beruang bergerak lagi di
musim semi, metabolisme mereka memakan waktu beberapa minggu untuk
merangkak kembali normal. Data pemantauan menunjukkan bahwa beruang
dengan setengah kecepatan rasio metabolisme masih menunjukkan perilaku
normal beruang.
Observasi tersebut cocok dengan studi yang dilakukan pada beruang
grizzly yang meluangkan beberapa minggu pertama setelah hibernasi dengan
rasio jantung setengah dari kecepatan pada waktu musim panas, kata
Lynne Nelson dari Universitas Negara Bagian Washington di Pullman.
"Kemampuan adaptasi sistem fisiologi beruang-beruang ini tak pernah
berhenti mengejutkanku."
Disadur dari: http://sainspop.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar